Belajar Kimia di Dapur Bunda

1. Bunda... Aku Mau Ayam Goreng!

"Bunda, aku mau ayam goreng", pinta si Sofi tiba-tiba.
"Iya, tunggu bentar y sayang biar dibikinin ama Mbak Tini dulu". Mendengar percakapan tersebut Mbak Tini kontan menjawab "wah gak bisa kalau sekarang, ayamnya masih di freezer jadi mesti nunggu ayamnya gak beku lagi, itu kan lama banget."
Bunda pun menanggapi dengan tenang, "gak apa-apa Mbak, biar ditunggu ama Sofi. Ambil aja ayamnya, taruh baskom beri air dan taburi garam yang banyak!"


Pada peristiwa di atas, ayam yang beku direndam dalam air yang telah diberi banyak garam. Hal ini bertujuan mempercepat proses mencairnya es. Dengan penambahan garam dapat menurunkan titik beku air artinya air yang biasa beku pada suhu 0'C setelah diberi garam menjadi kurang dari 0'C maka proses perubahan air ke es menjadi lebih sulit begitu pula sebaliknya, perubahan es ke air jadi lebih mudah.
Langkah lain yang bisa membantu adalah penggunaan baskom dari logam. Dengan menggunakan baskom logam akan membantu memudahkan transfer energi, energi panas dari lingkungan lebih mudah diserap air yang digunakan untuk merendan ayam.

nb: baskom logam di sini berperan sebagai konduktor panas.

2. Ayam Goreng Mbak Tini
"Dek Shofi, ini ayam gorengnya sudah jadi" ucap Mbak Tini sambil menyodorkan nasi plus lauk ayam goreng. Setelah itu Mbak Tini melanjutkan pekerjaannya di dapur dan Shofi pun menggigit ayam goreng. Shofi merasa aneh dengan lauknya itu, "ayam gorengnya keras amat ya?!"
Mbak Tini pun ikut mencicipinya. "Iya ya ko keras ya padahal sudah aku masak lama jadi bener-bener matang, kapan hari bikin opor ayam bisa empuk dagingnya, kenapa yang ini malah alot gini ya?"


Pada dasarnya di dalam daging ayam tersimpan air. Jika daging ayam digoreng maka airnya akan menguap sehingga antara serat daging yang awalnya berisi air menjadi merapat. Hal inilah yang menyebabkan makin lama digoreng daging ayam makin keras. Berbeda ketika membuat opor ayam, karena ayamnya direbus (dimasak dengan air) maka air dalam danging tidak menguap sehingga daging tetap empuk bahkan terjadi hal sebaliknya, makin lama direbus malah semakin empuk karena dengan pemanasan air di dalam daging malah semakin jauh jarak antar molekulnya jadi jarak serat daging berjauhan akhirnya daging yang dihasilkan makin empuk.
Selain itu dengan terbukanya serat daging maka air yang sebelumnya diluar  jadi bisa masuk ke sela-sela maka makin empuk deh daging ayamnya.
Lalu bagaimana dengan ayam tulang lunak?
Sudah banyak yang tau jawabannya, ya dipresto aja. Tapi bagaimana panci presto bisa berbuat demikian? Lagi-lagi biang keladinya adalah si air, makannya kalau mau mempresto ayam jangan lupa maukkan airnya:-)
Dalam panci presto air dipaksa masuk hingga kesela-sela terdalam dari daging dan ketika air mendidih ia tak dapat keluar maka molekulnya yang makin lincah karena panas mencari tempat dan  serat daging ayam pun didesak agar saling menjauh.


Bacaan Terkait:
1. Minuman Isotonik dan Bahaya Garam






2. Apa sih Bahan Organik itu?




Tidak ada komentar: