Senyawa Kovalen Polar dan NonPolar



Berdasar kepolarannya senyawa kovalen dapat dibedakan sebagai senyawa kovalen polar dan senyawa kovalen nonpolar.

Kepolaran di sini ditinjau berdasarkan distribusi kerapatan elektronnya. Senyawa kovalen dikatakan polar jika distribusi kerapatan elektronnya tidak merata. Artinya dalam satu molekul ada atom yang mendapatkan kerapatan elektron yang lebih besar daripada atom lainnya. Misalnya adalah molekul karbon monoksida (CO)

Kepolaran senyawa kovalen dapat ditentukan melalui:
1. Perbedaan keelektronegatifan
2. Bentuk molekul
Berdasarkan bentuk molekul, kepolaran senyawa kovalen didasarkan pada kesimetrisan. Senyawa dikatakan nonpolar jika bentuk molekulnya simetris dan sebaliknya, senyawa dikatakan polar jika bentuk molekulnya tidak simetris
Penentuan Bentuk Molekul
Bentuk molekul senyawa kovalen dapat ditentukan melalui dua teori berikut:

1. TIV (Teori Ikatan Valensi)
Teori ini didasarkan pada hibridisasi atom pusat. Berikut ini data hibridisasi berserta bentuk molekulnya:



2. TTE (Teori Tolakan Pasangan Elektron Bebas)
Teori ini didasarkan pada tolakan Pasangan Elektron dimana tolakan antar Pasangan Elektron Bebas (PEB) memiliki gaya tolak yang paling besar dan tolakan antar Pasangan Elektron Ikatan (PEI) memiliki gaya tolak yang paling kecil. Kekuatan gaya tolak secara berurutan dapat ditulis sebagai berikut:
PEB-PEB > PEB-PEI > PEI-PEI

Dengan gaya tolak ini maka akan menjelaskan bagaimana terbentuknya senyawa kovalen polar dan nonpolar. Dengan adanya PEB, molekul yang awalnya berbentuk simetris menjadi tidak simetris karena PEB mendorong PEI untuk semakin berdekatan sehingga terbentuklah senyawa kovalen polar.

Teori ini biasa dijelaskan dengan metode AXE (maaf bukan iklan parfum^___^)
A = atom pusat
X = pasangan elektron ikatan (PEI)
E = pasangan elektron bebas (PEB)

Berikut ini data rumus AXE beserta bentuk molekulnya:

Tidak ada komentar: